Aku baru saja membaca buku yang menurutku cukup bagus. Aku
meminjamnya dari salah satu adik kelasku (dek azza, terima kasih bukunya). Judulnya adalah 12 Bulan yang Diberkahi Allah. Buku ini berisi tentang rahasia,
amalan, hikmah serta kisah-kisah yang terdapat di 12 bulan dalam tahun
Hijriyah. Kisah ini memuat pesan yang nungkin sering kita dengar, bahwa sebuah
kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan pula, bahkan lebih. Ini dia
kisahnya.
Seorang
anak miskin berjualan asongan dari rumah ke rumah untuk membiayai sekolahnya.
Suatu hari, ia merasakan lapar yang tiada tertahankan. Maka, ia memutuskan
meminta makan di rumah berikutnya. Namun, ia segera kehilangan keberanian
ketika seorang gadis cantik telah membuka pintu yang diketuknya. Sebagai
gantinya ia minta air saja. Namun, gadis itu melihat bahwa si anak kecil tampak
kelaparan, ia lalu membawakannya segelas besar susu. Anak itu pun meminumnya
perlahan-lahan
“Berapa
harus kubayar segelas susu ini?”
Si
gadis menjawab, “Kau tidak harus membayar apa-apa. Ibu melarangku menerima
pembayaran atas kebaikan yang kulakukan.”
“Bila
demikian, kuucapkan terima kasih dari lubuk hatiku,” ucap si anak asongan,
tulus.
Beberapa
tahun kemudian gadis itu menderita sakit parah. Para dokter setempat
kebingungan sewaktu mendiagnosis penyakitnya. Merka lalu mengirimnya ke kota
besar dan mengundang beberapa dokter
ahli untuk mempelajari penyakit langka si gadis. Akhirnya, dipanggillah seorang
dokter ahli ke ruang konsultasi untuk dimintai pendapat. Ternyata dokter itu
adalah anak kecil yang dulu diberi segelas susu.
Dalam
hari sang dokter, ia bertekad membantu dan menyelamatkan nyawa gadis itu. Sejak
hari itu pula, sang dokter memberikan perhatian khusus kepada si pasien.
Setelah dirawat cukup lama, akhirnya si pasien dapat disembuhkan. Sang dokter
meminta kepada bagian keuangan agar tagihan rumah sakit diajukan kepadanya
dahulu untuk disetujui., sebelum diserahkan kepada si pasien. Nota tagihan pun
kemudian dikirimkan ke ruang kerja sang dokter. Ia mengamati sejenak nota
tagihan itu lalu menuliskan sesuatu di pinggirnya. Nota tagihan itu kemudian
dikirimkan ke kamar pasien.
Si
pasien takut membuka amplop nota tagihan karena yakin bahwa untuk dapat
melunasinya ia harus menghabiskan sisa umurnya. Akhirnya tagihan itu dibuka dan
pandangannya segera tertuju pada tulisan di pinggir tagihan itu: Telah terbayar lunas dengan segelas susu.
Air
mata bahagia lalu membanjiri mata si pasien. Ia berkata dalam hati, “Terima
kasih Allah, cinta-Mu telah tersebar luas lewat hati dan tagihan manusia.”
0 komentar:
Posting Komentar